Antisipasi Malaria,

DPRD Pekanbaru Sarankan Camat Hingga RT Ajak Masyarakat Aktif Gotong Royong

PEKANBARU (Gardasatu) - Seiring dengan status darurat malaria yang telah ditetapkan di Kabupaten Inhil dan Rohil, Kota Pekanbaru kini tengah meningkatkan kewaspadaan.

Meski saat ini Pekanbaru tidak masuk dalam daftar daerah endemis malaria, munculnya satu kasus impor dari pendatang luar kota menjadi peringatan bagi pihak berwenang untuk tidak menganggap enteng potensi penyebaran penyakit ini.

"Meski Kota Pekanbaru tidak masuk dalam daerah endemis malaria, namun harus diantisipasi. Caranya tentu dengan menjaga kebersihan lingkungan. Tapi ini jangan dianggap sepele," kata Anggota DPRD Kota Pekanbaru, Davit Marihot Silaban dilansir tribunpekanbaru.com, Jumat (4/10/2024).

Politisi dari PDIP tersebut menyerukan agar seluruh elemen masyarakat, mulai dari lurah, camat, hingga RT dan RW, aktif menggerakkan gotong royong membersihkan lingkungan.

Ia menyoroti bahaya genangan air yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk Anopheles, vektor penyebar malaria.

Kondisi cuaca yang tidak menentu dan hujan yang kerap terjadi dalam beberapa pekan terakhir di Pekanbaru memperparah situasi ini.

"Pembersihan lingkungan harus dilakukan secara kolektif, terutama di tempat-tempat lembap dan banyak genangan air. Langkah antisipasi itu tidak hanya sekadar konsep, tapi harus ril di lapangan. Upaya ini harus nyata agar malaria benar-benar tidak ada di Kota Pekanbaru," tegasnya.

Selain kebersihan lingkungan, Silaban juga memberikan saran agar masyarakat Pekanbaru mengurangi aktivitas di luar rumah pada malam hari. Hal ini dikarenakan nyamuk Anopheles lebih aktif menggigit pada senja hingga malam hari.

"Kami sarankan juga untuk menggunakan obat nyamuk atau lebih aman lagi pakai kelambu saat tidur," tambahnya.

Di sisi lain, Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru melalui Sekretarisnya, Fira Septiyanti, memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada kasus malaria lokal di Pekanbaru.

"Malaria yang ada satu kasus merupakan kasus impor, berasal dari pendatang luar kota. Bukan penularan di Kota Pekanbaru," jelas Fira.

Sejak awal tahun 2024, Kota Pekanbaru belum mencatat adanya kasus malaria yang berasal dari penularan lokal. Kasus impor yang baru-baru ini tercatat juga telah diatasi dengan monitoring ketat Tim Surveilans Diskes Kota Pekanbaru.

"Ada 35 alert yang muncul, namun semuanya sudah ditindaklanjuti dan dilakukan diversifikasi petugas," tambah Fira.

Pihak Diskes Pekanbaru juga telah menjalankan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) secara rutin, yang mencakup pemantauan dan bimbingan di berbagai puskesmas dan rumah sakit di wilayah kota ini.(*)